Jumat, 18 Juni 2010

Melihat Keberhasilan Pelaksanaan Klinik Sanitasi Di Kab Kebumen


Penyakit berbasis lingkungan masih merupakan masalah kesehatan terbesar masyarakat Indonesia. Tidak hanya di tataran nasional, 10 besar penyakit yang ada di Kabupaten Kebumen masih didominasi penyakit berbasis lingkungan seperti Diare, ISPA dan Demam Berdarah. Diperlukan adanya suatu upaya yang menyatukan permasalahan kesehatan lingkungan dan pengobatan untuk mengatasi masalah penyakit berbasis lingkungan.

Upaya tersebut dikenal dengan klinik sanitasi. Kegiatan klinik sanitasi melayani bimbingan, penyuluhan dan bantuan teknis, baik untuk pasien penyakit berbasis lingkungan dan klien yang bermasalah dengan kondisi sanitasi yang buruk. Kegiatan ini dapat dilakukan di dalam gedung (puskesmas, pustu, posyandu) dan luar gedung (rumah pasien/klien). Tujuan klinik sanitasi adalah mengetahui/menemukan faktor resko lingkungan dari pasien dengan penyakit menular berbasis lingkungan yang akan ditindaklanjuti dengan pengendalian faktor resiko yang dapat mempengaruhi morbiditas penyakit.

Dinas Kesehatan Kab. Kebumen mulai memperkenalkan klinik sanitasi pada 2003, namun baru diterapkan di beberapa wilayah puskesmas. Diawali dengan Pelatihan Klinik Sanitasi Bagi Petugas Paramedis, Sanitarian dan Petugas administrasi/loket puskesmas, maka klinik sanitasi dilaksanakan di semua wilayah puskesmas se-Kabupaten Kebumen pada tahun 2006. Hal ini untuk keberhasilan klinik sanitasi puskesmas.

Berdasarkan data tiga tahun terakhir dari tahun 2006 s/d 2008, kegiatan konseling pasien mengalami fase naik turun. Hal ini dipengaruhi oleh keaktifan paramedis untuk merujuk pasien ke klinik sanitasi dan jadwal konseling di tiap puskesmas. Sedangkan, konseling klien selalu meningkat yang berarti masyarakat semakin sadar bahwa dirinya mengalami masalah sanitasi dan mencari solusi. Jumlah kunjungan rumah meningkat setiap tahun. Diduga jumlah kunjungan rumah dipengaruhi oleh keaktifan petugas, dukungan pengambil keputusan di tingkat kabupaten maupun puskesmas terutama alokasi dana kegiatan serta kerjasama lintas program/sektor.

Berdasarkan laporan puskesmas, faktor resiko lingkungan merupakan faktor yang paling berpangaruh terhadap kejadian penyakit pasien klinik sanitasi. Prosentase pasien dengan faktor resiko lingkungan pada tahun 2006 s/d 2008 adalah 78 %, 73 % dan 70 %. Dan diantara faktor resiko lingkungan, aspek rumah sehat yang paling mempengaruhi kejadian penyakit berdasarkan hasil konseling dan kunjungan rumah pasien klinik sanitasi.

Selama tiga tahun berturut-turut, penyakit yang mendominasi pasien klinik sanitasi yaitu Diare, ISPA, Kulit, TB Paru dan vectorborne disease seperti DB, Chikungunya dan malaria. Tetapi jika dibandingkan dengan total jumlah kasus penyakit berbasis lingkungan, maka presentase rujukan pasien ke klinik sanitasi tergolong kecil, hanya sekitar 40 %. Hal ini mempengaruhi jumlah pasien yang dapat diketahui faktor resiko terkena penyakit yang hasil akhirnya pasien tidak terkena penyakit yang sama di kemuadian hari atau mengendalikan morbiditas penyakit menular berbasis lingkungan.

Namun selama ini belum ada monitoring dari petugas klinik sanitasi terhadap tindak lanjut dari kegiatan konseling maupun kunjungan rumah, baik terhadap status kesehatan pasien klinik sanitasi maupun morbiditas penyakit menular berbasis lingkungan. Tidak adanya bukti yang memperkuat kegiatan klinik sanitasi berperan dalam menurunkan morbiditas penyakit menular berbasis lingkungan membuat klinik sanitasi dianggap sebagai program kecil yang tidak punya daya ungkit besar terhadap masalah kesehatan, hanya milik sanitarian puskesmas.

Oleh karena itu, saran yang ingin disampaikan untuk 1) petugas puskesmas adalah monitoring tindak lanjut konseling dan kunjungan rumah terhadap status kesehatan pasien klinik sanitasi, pengolahan dan analisa data klinik sanitasi dengan morbiditas penyakit menular pada waktu yang sama sebagai bahan masukan kepada pimpinan puskesmas, lintas program/sektor untuk meningkatkan komitmen/dukungan mereka terhadap klinik sanitasi 2) petugas kabupaten pengolahan dan analisa data klinik sanitasi dengan morbiditas penyakit menular pada waktu yang sama sebagai bahan masukan kepada pemegang, lintas program/sektor untuk meningkatkan komitmen/dukungan mereka terhadap klinik sanitasi. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan klinik sanitasi puskesmas, penambahan sarana prasarana klinik sanitasi puskesmas.

Demikianlah hasil pelaksanaan klinik sanitasi puskesmas di Kabupaten Kebumen sejak 2006 hingga sekarang. Untuk melihat data klinik sanitasi dan morbiditas penyakit dapat dilihat pada lampiran Klinik Sanitasi VS Penyakit


Sumber :
http://www.kesehatan.kebumenkab.go.id/index.php?module=News&func=display&sid=11
17 Juni 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar